Hobikan Bersyukur dan Beristighfar

Setiap satu-satunya hamba SELAMANYA berada di antara keadaan mendapatkan nikmat dari Alloh dan terjerumus dalam dosa.

Nikmat yang mengharuskan seseorang bersyukur pada-Nya dan akibat dosa mengharuskan seseorang beristighfar pada-Nya.

Dua hal ini yang menjadi kewajiban hamba setiap saat karena mereka senantiasa mendapatkan nikmat dan berbagai karunia (yang mengharuskannya untuk bersyukur).

Di samping itu mereka pun selalu butuh pada taubat dan istighfar (karena dosa yang terus dilakukan). Oleh karena itu, Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam selalu beristighfar dalam setiap keadaannya.

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhori,

أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إلَى رَبِّكُمْ فَإِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ

مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah pada Robb kalian. Sungguh aku meminta ampun pada Alloh dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari tujuhpuluh kali.”

Dalam Shohih Muslim, beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إنَّهُ ليغان عَلَى قَلْبِي وَإِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ

“Sesungguhnya hatiku tidak pernah lalai dari dzikir kepada Alloh. Sesungguhnya aku beristighfar seratus kali dalam sehari.”

‘Abdulloh bin ‘Umar rodhiyallohu ‘anhuma pernah berkata,


كُنَّا نَعُدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ يَقُولُ رَبِّ

اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إنَّك أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ مِائَةَ مَرَّةٍ

“Kami pernah menghitung bacaan dzikir Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam satu majelis. Beliau ucapkan, “Robbighfirlii wa tub ‘alayya innaka anta tawwaabul ghofuur”(Wahai Robbku, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan ampunan)”, sebanyak 100 kali.” HR. Ibnu Majah no. 3814 dan Ahmad 2/21. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shohih